NFT, tahun ini menjadi topik yang hangat diperbincangkan karena semakin terlihat pemanfaatannya di kehidupan sehari-hari. Banyak pihak yang menjual aset digitalnya dengan harga hingga miliaran rupiah. Beragam barang digital dalam bentuk aset kripto NFT diperjualbelikan melalui platform berbasis blockchain. Jenisnya beragam, mulai dari fotografi, motion graphic, karya seni digital, meme, hingga kicauan Twitter.
Gelombang NFT ini nampaknya tidak hanya mempengaruhi dunia meme dan industri seni rupa saja. Kenyataannya, industri musik juga tak luput ambil bagian. Tidak sedikit musisi dunia memanfaatkan teknologi NFT sebagai bagian dari upaya adaptasi dari kemajuan teknologi yang ada saat ini.
Hadirnya NFT pun seakan menjadi angin segar bagi para musisi. Karena, mereka bisa mendapatkan royalti secara penuh tanpa adanya potongan biaya pihak ketiga setiap kali karya mereka terjual. Selain itu, musisi pun dapat menjual album musik NFT secara langsung, tanpa harus mengandalkan pihak ketiga. Sehingga, mereka bisa berinteraksi langsung dengan penggemarnya.
Sekilas Tentang Non-Fungible Token (NFT)
Non-Fungible Token (NFT) merupakan sistem pelelangan terbuka yang memungkinkan orang untuk menjual karya seni dan teknologi di sebuah platform blockchain. Karena mengadopsi teknologi blockchain, NFT juga memungkinkan penjual karya dan pembeli terdaftar di HAKI, hak paten dan lainnya. Biasanya, NFT menggunakan jaringan Ethereum dan pembayarannya juga menggunakan Ethereum. Karena memang Ethereum menghadirkan jaringan untuk melahirkan kripto baru atau platform blockchain baru, termasuk NFT. Sejauh ini, Ethereum adalah penguasa NFT. Ethereum dinilai baik selama ini karena sukses membuat ekosistem baru melahirkan banyak kripto dan juga sukses dalam ekosistem DeFi.
Meskipun sejauh ini, NFT pada jaringan Ethereum yang paling banyak digunakan, namun NFT bukan hanya ada di jaringan Ethereum saja. Saat ini, ada Theta yang juga membuat platform NFT. Kemudian, BSC atau token BNB telah menyatakan akan membuat platform NFT sendiri dengan menggunakan jaringan BSC. Sehingga membuat NFT semakin berkembang dan menjadi tren di dunia aset digital.
Lalu Apa yang Membuat Harga NFT Mahal?
Banyak yang heran mengapa ada orang-orang tertentu yang mau membeli karya seni digital. Apalagi karena karya-karya digital sebenarnya bisa dinikmati secara gratis melalui internet. Lantas apa alasannya?
Tingginya harga aset NFT disebabkan oleh faktor kepemilikan yang berbeda dari hanya sekadar melihat. Dengan membeli suatu barang digital sebagai aset kripto NFT, kepemilikan terhadap aset tersebut dinilai sah dan bisa terautentikasi. Baik secara hukum maupun dari segi teknologi, sebab kegiatan jual beli di dalam blockchain selalu tercatat dan tidak bisa diubah.
Selain itu, teknologi blockchain juga mampu memberikan tanda unik di setiap karya digital. Sehingga sulit untuk direplikasi penuh, diplagiasi, atau dipalsukan. Matt Hall, co-founder CryptoPunks mengatakan bahwa sebelum NFT hadir, tidak ada cara untuk mengetahui pasti pemilik sah dari sebuah aset digital. Kehadiran NFT menjadi solusi terhadap permasalahan replikasi atau plagiasi konten yang sering menjadi permasalahan dalam dunia digital.
Sifatnya yang tidak dapat dipertukarkan juga meningkatkan daya tarik aset kripto NFT untuk dimiliki. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, manusia akan selalu tertarik untuk memiliki barang yang tidak dimiliki oleh orang lain. Tidak aneh jika konten digital yang biasa dilihat di internet kemudian dapat bernilai sangat tinggi ketika diketahui bahwa jumlahnya hanya ada satu di dunia dan dapat dibuktikan keabsahannya. Jadi makin unik dan makin sedikit jumlahnya, maka harga NFT pun makin mahal.
0 Komentar untuk "Sekilas Tentang Non-Fungible Token (NFT) di Dalam Teknologi Blockchain"